Senyumku mekar tatkala melihat mentari,
Deru angin seakan mengerti perasaan hati,
Ku diusapnya tenang,
Terbuai, lembut.
Tatkala itu juga DIA muncul,
Bersama cahayanya.
Kini terang tambah silau,
Namun mataku kaku,
Tegar menahannya,
DIA juga ampuh, tak bisa berganjak,
Aku kewalahan,
Sedang DIA masih di situ tamsilan magnet kedu.
Terkadang gusar menyapaku,
"Apakah DIA masih bisa di situ?"
Lantas hati pun berbisik,
"DIA wiramu, DIA laskarmu!"
Ya, DIA atmaku.
Sedang ENGKAU belum tahu,
Kerna ENGKAULAH DIA.
~hakcipta terpelihara~ -NA-
No comments:
Post a Comment